24 January 2018
Direktur Utama PT Merial Esa dan PT Melati Technofo Indonesia, Fahmi Darmawansyah mengakui bahwa anggota Komisi I DPR Fayakhun Andriadi menerima uang Rp 12 miliar.
Uang itu terkait proyek pengadaan satelit monitoring di Badan Keamanan Laut ( Bakamla).
Hal itu dikatakan Fahmi saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (24/1/2018).

Fahmi bersaksi untuk terdakwa Nofel Hasan, selaku Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Bakamla.
"Ada pemberian juga, dalam bentuk dollar AS," ujar Fahmi kepada jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Fahmi, Fayakhun pernah mengklaim bahwa ia berjasa dalam meloloskan anggaran pengadaan satelit monitoring senilai Rp 500 miliar.
Kemudian, anggaran pengadaan drone senilai Rp 400 miliar.
Fahmi mengatakan, Fayakhun meminta agar ia memberikan fee senilai 1 persen dari anggaran total Bakamla dalam APBN sebesar Rp 1,2 triliun. Adapun, fee tersebut senilai Rp 12 miliar.
Menurut Fahmi, uang itu telah diserahkan kepada Fayakhun. Penyerahan sebanyak empat kali dilakukan melalui anak buah Fahmi, Muhammad Adami Okta.
